“Okaasan…lihat
ini,bukankan benda ini bagus ?”,seorang anak kecil menunjuk suatu barang dan
memanggil Ibunya yang sedang mencari barang lain.
“Ah benda itu,itu namanya MP3,nak”,sang Ibu menjelaskan
barang apa yang ditunjuk oleh anaknya barusan.
“Apa itu MP3 ?”,tanya si anak dengan penasaran.
“Itu alat untuk mendengarkan lagu…”,Ibu dari anak itu
kemudian menjelaskan fungsi dari benda yang ditunjuk si anak tadi.
“Bolehkah aku memilikinya ?”,si anak kemudian mengambil
benda itu dari tempatnya sambil memohon pada Ibunya agar dibelikan barang itu.
“Tidak sekarang,nak…letakkan barang itu kembali ke
tempatnya”,sang Ibu kemudian menyuruh si anak untuk menaruh kembali benda tadi
sambil mengacak dengan halus rambut anak itu.
Si anak memajukan bibirnya karena permintaannya tak dituruti
oleh Ibunya,akhirnya dia hanya bisa menatap benda tadi sambil sedikit berharap
agar Ibunya berubah pikiran dan membelikan dirinya benda itu.
“Ayo,nak,urusan kita sudah selesai disini…saatnya kita
pulang”,sang Ibu kemudian memanggil anaknya setelah membayar semua keperluannya
di kasir toko.
Kemudian Ibu dan anak itu keluar dari toko,namun saat mereka
keluar,mereka berpapasan dengan seseorang,si anak kemudian menepuk bagian
tangan Ibunya,sembari mengatakan sesuatu dengan sedikit berbisik.
“Ssst…Okaasan,itu
bukannya Shien-san? Itu,lho,penyanyinya band Ordertaker… ”
Sesaat kemudian sang Ibu menoleh ke belakang untuk
memastikan apa yang dikatakan anaknya itu benar atau tidak
“Ah mungkin itu hanya perasaanmu,nak,ayo kita pulang saja
sekarang…”,sang Ibu tidak percaya dengan apa yang dikatakan anak itu.
“Tapi aku tadi beneran lihat mukanya ! Itu jelas-jelas
Shien-san,aku ingin minta tanda tangannya !~”,si anak memasang tampang merajuk
agar dirinya diperbolehkan untuk bertemu orang yang berpapasan dengan mereka
tadi.
“Hmm…baiklah kalau begitu kita tunggu 10 menit ya,kalau
lebih dari itu berarti kita pulang…”,Ibu itu kemudian mengizinkan anaknya untuk
menunggu orang itu keluar dari toko yang mereka kunjungi tadi selama 10 menit.
“Aaa~arigatou,Okaasan!~”,anak
itu kemudian memeluk erat sang Ibu.
Sambil menunggu orang yang dicari si anak itu,mereka berdua
duduk di sebuah bangku yang tak jauh dari toko tadi,si anak menceritakan
kejadian yang dia alami saat tadi sekolah,sedangkan Ibunya mendengarkan sambil
sesekali memberi komentar pada cerita anaknya.
“Krieet~”,tak lama kemudian,suara pintu terbuka terdengar
oleh anak itu,kemudian dia mencari dari mana sumber suara itu.
“Okaasan,lihat itu Shien-san...”,anak itu kemudian berlari
menghampiri orang yang dia tunggu beberapa menit yang lalu. Anak itu berlari
sendirian diikuti sang Ibu dari belakang,dan sesaat kemudian anak itu menarik
jaket yang dipakai orang itu dengan sedikit kasar.
“SHIEN-SAAAN ! !~”,anak itu kemudian memanggil nama orang
itu dengan keras.
Sesaat orang yang merasa dipanggil kemudian menoleh ke
belakang,dia melihat sesosok anak kecil polos yang seenaknya memanggil namanya
dengan keras di tempat umum.
“Ssst…pelan-pelan ya kalau mau panggil,ada perlu apa ? oh
biar aku tebak,kamu mau minta tanda tangan kan ?”,pemuda yang bernama Shien itu
kemudian mengacak rambut anak itu sambil menaruh jari telunjuk di
bibirnya,mengisyaratkan agar anak itu tidak ribut di tempat umum.
“Haha…iya,boleh,kan?”,anak itu memohon.
“Iya,iya,kau bawa alat tulis,kan?”,ucap pemuda itu dengan
lembut.
“Tentu saja !”,kemudian anak itu mengeluarkan spidol dan
buku tulisnya dari tas yang dibawanya,lalu dia menyodorkan kedua benda itu pada
pemuda yang sedang menunduk untuk mensejajarkan tingginya dengan anak itu.
Sambil menunggu tanda tangannya,anak itu memperhatikan
pemuda di depannya,rupanya dia sedikit bingung dengan hoodie yang daritadi tak kunjung dilepas oleh pemuda itu,dan
sesuatu yang menempel di sepasang telinganya.
“Ini sudah kutanda tangani~”,pemuda itu lalu memberikan
kembali buku dan spidol milik anak itu,tentunya dengan tanda tangan darinya
yang kini sudah tertera di buku anak itu.
“Kakkoi ne~doumo
arigatou gozaimasu !~,eh…anu,apakah aku boleh tanya sesuatu ?”,anak itu
kemudian kembali menarik jaket pemuda itu agar tidak langsung meninggalkannya.
“Kau mau tanya apa ?”,pemuda itu kemudian kembali
menundukkan badannya.
“Kenapa kau selalu memakai itu di kepalamu ? Dan apa yang
menempel di telingamu ?”,anak itu kemudian menunjuk hoodie si pemuda,dan matanya kemudian melihat ke arah benda yang
menempel di telinga pemuda itu.
“Ah ini…biar orang lain tidak terlalu menyadari
keberadaanku,kau tahu sendiri kan bagaimana repotnya diriku jika ketahuan orang
lain,seperti saat ini…hehehehe~”,pemuda itu terkekeh saat ditanya soal benda
yang selalu menutupi kepalanya itu.
“Lalu bagaimana dengan yang di telingamu ?”,anak itu tak
henti-hentinya bertanya pada si pemuda,sepertinya pemuda itu sedikit merasa
kurang nyaman ditanya-tanyai anak itu,namun dia tetap memasang ekspresi sabar
dan tetap menanggapi anak itu.
“Oh…ini namanya earphone,kalau kamu mau mendengarkan
lagu,kamu harus pasang earphone ini ke benda ini…”,kemudian pemuda itu melepas
salah satu pasang earphone yang menempel di telinganya dan mengeluarkan sesuatu
dari saku jaketnya.
Anak itu melebarkan matanya,”Itu MP3,kan ?”
Pemuda itu kemudian mengangguk membenarkan apa yang anak itu
katakan.
“Bolehkah aku mencoba memakai benda itu sebentar ?”,rasa
penasaran anak itu semakin tidak terkendali.
“Hmm….ini,benda ini aku kasih untukmu saja,deh…kamu pasti
mau kan ?”,pemuda itu kemudian menyodorkan MP3 beserta earphone-nya ke arah
anak itu.
“Tapi kan ini punyamu,ini kan mahal harganya...aku mau mencobanya
sebentar aja,lalu habis itu kau bawa lagi benda itu”,anak itu menolak dikasih
benda itu pada awalnya.
“Jangan khawatir,aku benar-benar memberikan ini untukmu,aku
masih punya satu lagi sebenarnya…”,kemudian pemuda itu menaruh dua benda itu ke
tangan anak kecil yang berada di depannya.
“E…eh,yang benar nih ? Terima kasih,Shien-san ! !”,anak itu
kemudian loncat-loncat kegirangan.
“Ssst…jangan terlalu keras~”,pemuda itu kembali menempelkan
telunjuknya di bibirnya.
“Ah gomen,gomen~”,anak
itu kembali tenang setelah diperingatkan si pemuda untuk yang kedua kalinya.
“Oke,kalau begitu
sampai jumpa lagi kapan-kapan”,pemuda itu kemudian kembali mengacak rambut anak
itu,dan akhirnya pergi meninggalkan anak dan Ibunya yang dari tadi mengawasi di
belakang agak jauh dari anaknya.
“Hati-hati di jalan ! Suatu saat nanti aku akan melihat
konser Ordertaker,tunggu ya !”,anak
itu melambaikan tangannya ke arah pemuda itu. Pemuda itu kemudian masuk ke
mobil sedan yang diparkir di pinggir jalan,tak lama kemudian tangan pemuda itu
keluar dari jendela mobil,mengacungkan jempol ke arah anak itu sambil mulai
mengemudikan mobilnya.
“Baibai~”,anak itu
kembali berteriak ke arah mobil pemuda itu.
Anak itu kemudian berlari ke arah sang Ibu,Ibunya hanya bisa
melongo melihat tingkah anaknya yang sudah seperti remaja yang mendadak girang saat
bisa bertemu dengan idolanya.
“Ah, kau mengingatkanku pada Ibu saat masih muda”,ucap sang
Ibu sambil sedikit mengenang masa mudanya.
“Memangnya Ibu kenapa ?”,tanya sang anak polos.
“Sama sepertimu,dulu Ibu juga senang sekali kalau lihat band
kesukaan Ibu muncul di televisi,namun Ibu belum pernah sekalipun melihat konser
mereka,apalagi ketemu sama salah satu personilnya hahaha~”,sang Ibu bercerita
pada anaknya sambil tertawa penuh ironi.
“Eh,aku tadi dikasih ini lho sama Shien-san !”,anak itu
kemudian menunjukkan MP3 dan earphone yang tadi diberikan Shien pada anak itu.
“Haha…kau benar-benar bocah yang beruntung,nak…banyak fans
di luar sana yang ingin sepertimu,lho…”,sang Ibu berkata demikian sambil
mengacak rambut anaknya.
Kemudian Ibu dan anak itu tertawa bersama-sama sambil menuju
ke mobil mereka yang diparkir dekat dengan toko yang tadi mereka kunjungi.
“Tunggu
aku,Shien-san,aku pasti akan menyusulmu~”,batin bocah kecil itu.
-8 tahun kemudian-
“Hari ini adalah hari penerimaan mahasiswa baru !”,ucap
seorang pemuda berambut coklat gelap.
“Iya….aku tahu,baka!”,ucap
seorang yang sedang duduk di sebelah pemuda tadi,dia memiliki rambut berwarna
merah muda.
“Kau sama sekali tidak tertarik untuk merekrut orang
baru,gitu ?”,pemuda bersurai coklat itu –sebut saja dia Yanagi Etsuko– kemudian
menatap orang di sebelahnya dengan tatapan yang tajam.
“Oh,soal itu…aku sih kurang yakin kalau ada orang yang
tertarik dengan klub buatan kita…lagipula klub kita bukan klub resmi di universitas
ini,kan”,pemuda bersurai merah muda itu –sebut saja Genjou Hiroki– menjawab
pertanyaan Etsuko dengan enteng.
Sekejap Etsuko langsung menjitak kepala sahabatnya.
“Suman~”,Hiroki
kemudian mengelus kepalanya yang terasa sakit setelah dijitak, “Tapi kalau kita
mau merekrut orang,mau pakai cara apalagi memangnya ?”.
Etsuko kemudian memasang tampang orang sedang memikirkan
sesuatu,ya,dia memang sedang memikirkan cara untuk merekrut anggota baru dalam
klub buatannya.
“Aha!~aku ada ide !”,Etsuko sekejap merubah ekspresi
kebingungannya menjadi ekspresi wajah yang sumringah.
“Memang kau kepikiran ide apa ?”,tanya Hiroki penasaran.
“Sini aku kasih tahu…”,kemudian Etsuko berbisik di telinga
Hiroki.
“Ide yang kurang meyakinkan,tapi boleh juga,tuh…”,Setelah
beberapa saat Etsuko menjelaskan idenya,akhirnya Hiroki menyetujui ide Etsuko,walaupun juga sedikit tidak yakin
rencana Etsuko akan berhasil menarik perhatian para mahasiswa baru.
Keesokan harinya,Hiroki berangkat pagi-pagi menuju
universitas,dan dia kali ini sedang menunggu
Etsuko yang memang sukanya ngaret kalau diajak janjian,dan benar
saja,setelah sekian menit Hiroki menunggu di ruangan kosong yang biasa mereka
pakai untuk latihan,Etsuko baru datang dengan terburu-buru.
“Sudah hampir 20 menit aku menunggumu,ini sudah jam setengah
tujuh…kamu ngapain aja,sih ?”,Hiroki sedikit kesal,iya,hanya sedikit,karena dia
sudah terbiasa menunggu teman dekatnya yang sudah dijelaskan barusan –suka ngaret saat janjian.
“Gomen,aku tadi
sakit perut,lalu saat menuju kesini aku ketinggalan kereta,dan
blablabla~”,Etsuko menjelaskan apa yang terjadi hingga dirinya ngaret untuk yang kesekian kalinya.
“Ah,sudahlah…mumpung masih ada waktu,sekarang kita langsung
saja ke tempat itu”,Hiroki langsung membuka pintu ruangan tempat mereka latihan,mereka
sekarang sedang menuju ke ruang Kesekretariatan Organisasi.
Hanya beberapa saat kemudian,mereka sudah sampai di depan
pintu ruang Kesekretariatan Organisasi,baik Etsuko maupun Hiroki sama-sama
gugup untuk mengetok pintu tersebut,pada akhirnya mereka malah ribut sendiri di
depan pintu Kesekretariatan Organisasi.
“Etsu,kamu yang ketok pintunya,lah~”,Hiroki berkacak
pinggang sambil menatap Etsuko dengan tatapan emosi.
“Kamu saja,aku nggak pede
tahu!~”,Etsuko dengan seenaknya menyuruh Hiroki mengetok pintu Kesekretariatan
Organisasi.
“Yang punya ide siapa ?”,Hiroki pasang tampang troll di depan Etsuko.
“Yang lebih punya nyali siapa ?”,Etsuko juga tidak mau kalah
dengan Hiroki.
“Heh,beberapa jam lagi acaranya akan dimulai,bodoh,kalau
kita sampai satu jam sebelum acara mulai kita belum submit nama ke panitia,rencana kita akan gagal !”,Hiroki kemudian
menceramahi Etsuko yang masih memasang ekspresi wajah menantang dirinya.
“Ah,iya-iya…dasar cerewet~”,umpat Etsuko sambil berjalan ke
arah pintu Kesekretariatan Organisasi.
Etsuko hendak mengetok pintu,namun belum sempat
mengetok,tiba-tiba ada seseorang membuka pintu,Etsuko yang tangannya masih
mengepal tiba-tiba menyenggol seorang perempuan yang membuka pintu itu.
“KYAAAA!!!~DASAR MESUM!”,teriak perempuan itu,sontak Etsuko
langsung kaget ketika dia sadar ternyata tangannya tidak sengaja mengenai dada
perempuan itu.
“Su,sumimasen! !
Aku bisa jelaskan hal ini !~”,Etsuko langsung nervous dan seketika pikirannya
buyar.
“Dasar laki-laki tak tahu malu,aku akan laporkan ini ke –“
“Biar aku jelaskan semuanya…”,tiba-tiba Hiroki memutus
kalimat perempuan itu,Hiroki kemudian menjelaskan alasan mengapa mereka datang
ke tempat itu.
“Oh…baiklah,silahkan masuk”,kemudian perempuan itu
mempersilahkan Hiroki untuk masuk ke ruang Kesekretariatan Organisasi,diikuti
Etsuko yang berjalan membuntuti Hiroki.
“KAMU TUNGGU DI LUAR SAJA!”,sayangnya baru sampai di ambang
pintu,Etsuko langsung dicegah untuk masuk oleh perempuan itu.
Di dalam ruangan,Hiroki mengajukan permintaan untuk tampil
dalam acara pengenalan klub atau organisasi,dia berharap agar rencana ini bisa
berjalan lancar,namun kenyataannya tidak semudah yang diharapkan Hiroki maupun
Etsuko.
“Lho…tapi klub kalian kan belum diresmikan”,ucap perempuan
itu.
“Engg~iya memang begitu,tapi mungkin klub kita akan
diresmikan beberapa hari setelah acara ini”,Hiroki kemudian berusaha mencari
alasan agar rencananya berhasil.
“Tapi yang boleh ikut acara ini hanya klub yang sudah resmi
saja…”,perempuan itu,maksudnya panitia acara itu tetap menolak alasan Hiroki.
“Ah,bagaimana ya…oh,bagaimana kalau kita ditampilkan saat
sesi akhir saja,atau anggap saja kita ini bintang tamu…”,Hiroki kembali mencari
alasan lain.
“Maaf,tapi ini bukan acara pentas seni…acara kali ini hanya
organisasi resmi saja yang boleh performance,bukan untuk umum” ,perempuan itu
kembali menjelaskan alasan mengapa mereka tidak bisa mengikuti acara itu.
“Baiklah kalau begitu….”,Hiroki memasang ekspresi kecewa,dan
melangkah menuju pintu untuk keluar dari ruang Kesekretariatan Organisasi.
Hiroki kemudian keluar dari ruangan itu,kemudian langsung
dihampiri oleh Etsuko yang dari tadi sudah menjamur karena disuruh menunggu
diluar.
“Bagaimana ?”,tanya Etsuko dengan semangat.
“Suman~mungkin
lain waktu kita bisa menjalankan rencanamu…”,Hiroki mendengus sambil menepuk
bahu sahabatnya.
“Ok,Daijobu…sekarang
enaknya kita ngapain?”,Etsuko yang tak memasang tampang kecewa sedikitpun
kemudian bertanya pada Hiroki.
“Hmm…kita balik ke tempat biasa aja,dah…aku sedang ingin
memainkan gitar di saat seperti ini…mumpung belum jam masuk juga”,Hiroki
kemudian melangkah menuju tempat biasa mereka latihan.
“Haha,Oke…aku ingin menghabiskan waktu sejenak,sebelum dosen
killer itu masuk ke kelas”,Etsuko
mengikuti langkah Hiroki sembari mencibir salah satu dosennya.
“Hush~kalau dia
tahu bisa-bisa kau mati digantung atau dihajar buku-buku tebal
miliknya…”,Hiroki menimpali pembicaraan Etsuko soal dosen itu.
“Hahaha~maji de ?”,Etsuko
terkekeh.
“Nanchatte…”,Hiroki
memasang wajah troll lagi sembari mengatakan itu…
“Eh,ngomong-ngomong aku baru tahu akan sesuatu…”,tiba-tiba
Etsuko hendak mengubah topik pembicaraan dengan nada serius.
“Tahu apa kamu ?”,Hiroki mendadak penasaran.
“Ternyata…dada perempuan itu lembut,ya…”,ucap Etsuko polos.
“…Menjijikkan,dasar idiot,aku kira kau mau bicara hal yang
serius begitu !”,seketika Hiroki langsung menjitak kepala Etsuko dan
meninggalkannya duluan menuju tempat latihan biasa.
“Hoi tunggu,Hiroki !~”,Etsuko mengejar Hiroki yang sudah
jauh di depannya.
---
Di dalam tempat latihan,Etsuko dan Hiroki mulai memikirkan
sesuatu,mereka memikirkan lagu apa yang saat ini ingin mereka mainkan untuk
sekedar mengisi waktu,ada saja cekcok
antara mereka berdua ketika memilih lagu.
“Eh,kalau lagunya band Blue
Apple yang judulnya ‘Saved’
bagaimana ?”,Hiroki memulai memberi masukan.
“Itu…aku belum terlalu hafal lagunya…bagaimana kalau ‘Outstanding’-nya The Running Chicken saja?”,Etsuko ikut-ikutan memberi masukan lagu.
“Sialan kau,itu kan chord-nya terkenal susah…”,Hiroki
mengumpat karena lagu yang dipilih Etsuko memang cukup sulit untuk dimainkan.
“Ya sekali-sekali latihan yang chord-nya nggak
familiar…”,ucap Etsuko sambil menepuk punggung Hiroki.
“Hhhh~kelamaan ah kita mikirin lagu,sudah ikuti aku
saja,kita main ‘Akai Katakake’-nya Ordertaker saja”,akhirnya Hiroki
memutuskan untuk memainkan lagu itu untuk mengisi waktu,dan Etsuko pun
setuju-setuju saja kali ini untuk mempersingkat waktu.
“Satu. Dua.”,Etsuko memberi aba-aba sebelum menyanyikan
lagu.
…
“When the wind blow
your red shawl”
“It seems like when my
feel is falling down”
“You dare me to catch
you”
“But you are so
impossible to reach”
…
Suara lagu yang mereka mainkan sedikit terdengar dari luar
ruangan,namun mereka berdua sepertinya masa bodoh dengan hal itu.
Hingga ada seseorang yang mendengar permainan lagu
mereka,dia berjalan menuju ruangan dimana ada Etsuko dan Hiroki yang sedang
serius bermain musik,tak lama kemudian orang itu mengetok pintu ruangan.
“Tok-tok~”,terdengar suara ketukan pintu dari luar,otomatis
yang didalam ruangan langsung menghentikan aktivitas mereka.
“Masuk saja,tidak usah malu-malu…”,Hiroki kemudian
mengeraskan suaranya saat berbicara agar yang diluar segera masuk.
“Krieet~”,seketika pintu itu dibuka oleh seseorang tadi.
“Sumimasen…”,ucap
seseorang itu saat dia berada di ambang pintu.
“Eh~!”,Etsuko tersenyum.
“Welcome to our band!~”,Hiroki
memberikan salam pertemuan pada seseorang itu.
Akhirnya mereka memberikan salam pertemuan untuk yang
pertama kalinya,tapi kira-kira siapakah seseorang yang akan menjadi anggota pertama
band bentukan Etsuko dan Hiroki itu?
-TO BE CONTINUED-
*)Glossary :
-Okaasan :
Ibu
-Arigatou :
Terima kasih
-Kakkoi :
Keren
-Gomen :
Maaf
-Baibai :
Bye-bye (Dadah)
-Baka :
Bodoh / Idiot
-Suman :Maaf
/ Sorry
-Sumimasen : Maaf
/ Permisi
-Daijobu :
Tidak apa-apa
-Maji de ? :
Serius ?
-Nanchatte :
Hanya bercanda (just kidding)
-Akai :
Merah
-Katakake :
Syal / Selendang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar