Sabtu, 07 Maret 2015

Welcome to Our Band - Part 001

-8 tahun yang lalu-

Okaasan…lihat ini,bukankan benda ini bagus ?”,seorang anak kecil menunjuk suatu barang dan memanggil Ibunya yang sedang mencari barang lain.

“Ah benda itu,itu namanya MP3,nak”,sang Ibu menjelaskan barang apa yang ditunjuk oleh anaknya barusan.

“Apa itu MP3 ?”,tanya si anak dengan penasaran.

“Itu alat untuk mendengarkan lagu…”,Ibu dari anak itu kemudian menjelaskan fungsi dari benda yang ditunjuk si anak tadi.

“Bolehkah aku memilikinya ?”,si anak kemudian mengambil benda itu dari tempatnya sambil memohon pada Ibunya agar dibelikan barang itu.

“Tidak sekarang,nak…letakkan barang itu kembali ke tempatnya”,sang Ibu kemudian menyuruh si anak untuk menaruh kembali benda tadi sambil mengacak dengan halus rambut anak itu.

Si anak memajukan bibirnya karena permintaannya tak dituruti oleh Ibunya,akhirnya dia hanya bisa menatap benda tadi sambil sedikit berharap agar Ibunya berubah pikiran dan membelikan dirinya benda itu.

“Ayo,nak,urusan kita sudah selesai disini…saatnya kita pulang”,sang Ibu kemudian memanggil anaknya setelah membayar semua keperluannya di kasir toko.

Kemudian Ibu dan anak itu keluar dari toko,namun saat mereka keluar,mereka berpapasan dengan seseorang,si anak kemudian menepuk bagian tangan Ibunya,sembari mengatakan sesuatu dengan sedikit berbisik.

“Ssst…Okaasan,itu bukannya Shien-san? Itu,lho,penyanyinya band Ordertaker… ”
Sesaat kemudian sang Ibu menoleh ke belakang untuk memastikan apa yang dikatakan anaknya itu benar atau tidak

“Ah mungkin itu hanya perasaanmu,nak,ayo kita pulang saja sekarang…”,sang Ibu tidak percaya dengan apa yang dikatakan anak itu.

“Tapi aku tadi beneran lihat mukanya ! Itu jelas-jelas Shien-san,aku ingin minta tanda tangannya !~”,si anak memasang tampang merajuk agar dirinya diperbolehkan untuk bertemu orang yang berpapasan dengan mereka tadi.

“Hmm…baiklah kalau begitu kita tunggu 10 menit ya,kalau lebih dari itu berarti kita pulang…”,Ibu itu kemudian mengizinkan anaknya untuk menunggu orang itu keluar dari toko yang mereka kunjungi tadi selama 10 menit.

“Aaa~arigatou,Okaasan!~”,anak itu kemudian memeluk erat sang Ibu.

Sambil menunggu orang yang dicari si anak itu,mereka berdua duduk di sebuah bangku yang tak jauh dari toko tadi,si anak menceritakan kejadian yang dia alami saat tadi sekolah,sedangkan Ibunya mendengarkan sambil sesekali memberi komentar pada cerita anaknya.

“Krieet~”,tak lama kemudian,suara pintu terbuka terdengar oleh anak itu,kemudian dia mencari dari mana sumber suara itu.

“Okaasan,lihat itu Shien-san...”,anak itu kemudian berlari menghampiri orang yang dia tunggu beberapa menit yang lalu. Anak itu berlari sendirian diikuti sang Ibu dari belakang,dan sesaat kemudian anak itu menarik jaket yang dipakai orang itu dengan sedikit kasar.

“SHIEN-SAAAN ! !~”,anak itu kemudian memanggil nama orang itu dengan keras.
Sesaat orang yang merasa dipanggil kemudian menoleh ke belakang,dia melihat sesosok anak kecil polos yang seenaknya memanggil namanya dengan keras di tempat umum.

“Ssst…pelan-pelan ya kalau mau panggil,ada perlu apa ? oh biar aku tebak,kamu mau minta tanda tangan kan ?”,pemuda yang bernama Shien itu kemudian mengacak rambut anak itu sambil menaruh jari telunjuk di bibirnya,mengisyaratkan agar anak itu tidak ribut di tempat umum.

“Haha…iya,boleh,kan?”,anak itu memohon.

“Iya,iya,kau bawa alat tulis,kan?”,ucap pemuda itu dengan lembut.

“Tentu saja !”,kemudian anak itu mengeluarkan spidol dan buku tulisnya dari tas yang dibawanya,lalu dia menyodorkan kedua benda itu pada pemuda yang sedang menunduk untuk mensejajarkan tingginya dengan anak itu.

Sambil menunggu tanda tangannya,anak itu memperhatikan pemuda di depannya,rupanya dia sedikit bingung dengan hoodie yang daritadi tak kunjung dilepas oleh pemuda itu,dan sesuatu yang menempel di sepasang telinganya.

“Ini sudah kutanda tangani~”,pemuda itu lalu memberikan kembali buku dan spidol milik anak itu,tentunya dengan tanda tangan darinya yang kini sudah tertera di buku anak itu.

Kakkoi ne~doumo arigatou gozaimasu !~,eh…anu,apakah aku boleh tanya sesuatu ?”,anak itu kemudian kembali menarik jaket pemuda itu agar tidak langsung meninggalkannya.

“Kau mau tanya apa ?”,pemuda itu kemudian kembali menundukkan badannya.

“Kenapa kau selalu memakai itu di kepalamu ? Dan apa yang menempel di telingamu ?”,anak itu kemudian menunjuk hoodie si pemuda,dan matanya kemudian melihat ke arah benda yang menempel di telinga pemuda itu.

“Ah ini…biar orang lain tidak terlalu menyadari keberadaanku,kau tahu sendiri kan bagaimana repotnya diriku jika ketahuan orang lain,seperti saat ini…hehehehe~”,pemuda itu terkekeh saat ditanya soal benda yang selalu menutupi kepalanya itu.

“Lalu bagaimana dengan yang di telingamu ?”,anak itu tak henti-hentinya bertanya pada si pemuda,sepertinya pemuda itu sedikit merasa kurang nyaman ditanya-tanyai anak itu,namun dia tetap memasang ekspresi sabar dan tetap menanggapi anak itu.

“Oh…ini namanya earphone,kalau kamu mau mendengarkan lagu,kamu harus pasang earphone ini ke benda ini…”,kemudian pemuda itu melepas salah satu pasang earphone yang menempel di telinganya dan mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya.

Anak itu melebarkan matanya,”Itu MP3,kan ?”

Pemuda itu kemudian mengangguk membenarkan apa yang anak itu katakan.

“Bolehkah aku mencoba memakai benda itu sebentar ?”,rasa penasaran anak itu semakin tidak terkendali.

“Hmm….ini,benda ini aku kasih untukmu saja,deh…kamu pasti mau kan ?”,pemuda itu kemudian menyodorkan MP3 beserta earphone-nya ke arah anak itu.

“Tapi kan ini punyamu,ini kan mahal harganya...aku mau mencobanya sebentar aja,lalu habis itu kau bawa lagi benda itu”,anak itu menolak dikasih benda itu pada awalnya.

“Jangan khawatir,aku benar-benar memberikan ini untukmu,aku masih punya satu lagi sebenarnya…”,kemudian pemuda itu menaruh dua benda itu ke tangan anak kecil yang berada di depannya.

“E…eh,yang benar nih ? Terima kasih,Shien-san ! !”,anak itu kemudian  loncat-loncat kegirangan.

“Ssst…jangan terlalu keras~”,pemuda itu kembali menempelkan telunjuknya di bibirnya.

“Ah gomen,gomen~”,anak itu kembali tenang setelah diperingatkan si pemuda untuk yang kedua kalinya.

 “Oke,kalau begitu sampai jumpa lagi kapan-kapan”,pemuda itu kemudian kembali mengacak rambut anak itu,dan akhirnya pergi meninggalkan anak dan Ibunya yang dari tadi mengawasi di belakang agak jauh dari anaknya.

“Hati-hati di jalan ! Suatu saat nanti aku akan melihat konser Ordertaker,tunggu ya !”,anak itu melambaikan tangannya ke arah pemuda itu. Pemuda itu kemudian masuk ke mobil sedan yang diparkir di pinggir jalan,tak lama kemudian tangan pemuda itu keluar dari jendela mobil,mengacungkan jempol ke arah anak itu sambil mulai mengemudikan mobilnya.

Baibai~”,anak itu kembali berteriak ke arah mobil pemuda itu.

Anak itu kemudian berlari ke arah sang Ibu,Ibunya hanya bisa melongo melihat tingkah anaknya yang sudah seperti remaja yang mendadak girang saat bisa bertemu dengan idolanya.

“Ah, kau mengingatkanku pada Ibu saat masih muda”,ucap sang Ibu sambil sedikit mengenang masa mudanya.

“Memangnya Ibu kenapa ?”,tanya sang anak polos.

“Sama sepertimu,dulu Ibu juga senang sekali kalau lihat band kesukaan Ibu muncul di televisi,namun Ibu belum pernah sekalipun melihat konser mereka,apalagi ketemu sama salah satu personilnya hahaha~”,sang Ibu bercerita pada anaknya sambil tertawa penuh ironi.

“Eh,aku tadi dikasih ini lho sama Shien-san !”,anak itu kemudian menunjukkan MP3 dan earphone yang tadi diberikan Shien pada anak itu.

“Haha…kau benar-benar bocah yang beruntung,nak…banyak fans di luar sana yang ingin sepertimu,lho…”,sang Ibu berkata demikian sambil mengacak rambut anaknya.

Kemudian Ibu dan anak itu tertawa bersama-sama sambil menuju ke mobil mereka yang diparkir dekat dengan toko yang tadi mereka kunjungi.

“Tunggu aku,Shien-san,aku pasti akan menyusulmu~”,batin bocah kecil itu.


-8 tahun kemudian-

“Hari ini adalah hari penerimaan mahasiswa baru !”,ucap seorang pemuda berambut coklat gelap.

“Iya….aku tahu,baka!”,ucap seorang yang sedang duduk di sebelah pemuda tadi,dia memiliki rambut berwarna merah muda.

“Kau sama sekali tidak tertarik untuk merekrut orang baru,gitu ?”,pemuda bersurai coklat itu –sebut saja dia Yanagi Etsuko– kemudian menatap orang di sebelahnya dengan tatapan yang tajam.

“Oh,soal itu…aku sih kurang yakin kalau ada orang yang tertarik dengan klub buatan kita…lagipula klub kita bukan klub resmi di universitas ini,kan”,pemuda bersurai merah muda itu –sebut saja Genjou Hiroki– menjawab pertanyaan Etsuko dengan enteng.

Sekejap Etsuko langsung menjitak kepala sahabatnya.

Suman~”,Hiroki kemudian mengelus kepalanya yang terasa sakit setelah dijitak, “Tapi kalau kita mau merekrut orang,mau pakai cara apalagi memangnya ?”.

Etsuko kemudian memasang tampang orang sedang memikirkan sesuatu,ya,dia memang sedang memikirkan cara untuk merekrut anggota baru dalam klub buatannya.

“Aha!~aku ada ide !”,Etsuko sekejap merubah ekspresi kebingungannya menjadi ekspresi wajah yang sumringah.

“Memang kau kepikiran ide apa ?”,tanya Hiroki penasaran.

“Sini aku kasih tahu…”,kemudian Etsuko berbisik di telinga Hiroki.

“Ide yang kurang meyakinkan,tapi boleh juga,tuh…”,Setelah beberapa saat Etsuko menjelaskan idenya,akhirnya Hiroki menyetujui  ide Etsuko,walaupun juga sedikit tidak yakin rencana Etsuko akan berhasil menarik perhatian para mahasiswa baru.

Keesokan harinya,Hiroki berangkat pagi-pagi menuju universitas,dan dia kali ini sedang menunggu 

Etsuko yang memang sukanya ngaret kalau diajak janjian,dan benar saja,setelah sekian menit Hiroki menunggu di ruangan kosong yang biasa mereka pakai untuk latihan,Etsuko baru datang dengan terburu-buru.

“Sudah hampir 20 menit aku menunggumu,ini sudah jam setengah tujuh…kamu ngapain aja,sih ?”,Hiroki sedikit kesal,iya,hanya sedikit,karena dia sudah terbiasa menunggu teman dekatnya yang sudah dijelaskan barusan –suka ngaret saat janjian.

Gomen,aku tadi sakit perut,lalu saat menuju kesini aku ketinggalan kereta,dan blablabla~”,Etsuko menjelaskan apa yang terjadi hingga dirinya ngaret untuk yang kesekian kalinya.

“Ah,sudahlah…mumpung masih ada waktu,sekarang kita langsung saja ke tempat itu”,Hiroki langsung membuka pintu ruangan tempat mereka latihan,mereka sekarang sedang menuju ke ruang Kesekretariatan Organisasi.

Hanya beberapa saat kemudian,mereka sudah sampai di depan pintu ruang Kesekretariatan Organisasi,baik Etsuko maupun Hiroki sama-sama gugup untuk mengetok pintu tersebut,pada akhirnya mereka malah ribut sendiri di depan pintu Kesekretariatan Organisasi.

“Etsu,kamu yang ketok pintunya,lah~”,Hiroki berkacak pinggang sambil menatap Etsuko dengan tatapan emosi.

“Kamu saja,aku nggak pede tahu!~”,Etsuko dengan seenaknya menyuruh Hiroki mengetok pintu Kesekretariatan Organisasi.

“Yang punya ide siapa ?”,Hiroki pasang tampang troll di depan Etsuko.

“Yang lebih punya nyali siapa ?”,Etsuko juga tidak mau kalah dengan Hiroki.

“Heh,beberapa jam lagi acaranya akan dimulai,bodoh,kalau kita sampai satu jam sebelum acara mulai kita belum submit nama ke panitia,rencana kita akan gagal !”,Hiroki kemudian menceramahi Etsuko yang masih memasang ekspresi wajah menantang dirinya.

“Ah,iya-iya…dasar cerewet~”,umpat Etsuko sambil berjalan ke arah pintu Kesekretariatan Organisasi.

Etsuko hendak mengetok pintu,namun belum sempat mengetok,tiba-tiba ada seseorang membuka pintu,Etsuko yang tangannya masih mengepal tiba-tiba menyenggol seorang perempuan yang membuka pintu itu.

“KYAAAA!!!~DASAR MESUM!”,teriak perempuan itu,sontak Etsuko langsung kaget ketika dia sadar ternyata tangannya tidak sengaja mengenai dada perempuan itu.

Su,sumimasen! ! Aku bisa jelaskan hal ini !~”,Etsuko langsung nervous dan seketika pikirannya buyar.

“Dasar laki-laki tak tahu malu,aku akan laporkan ini ke –“

“Biar aku jelaskan semuanya…”,tiba-tiba Hiroki memutus kalimat perempuan itu,Hiroki kemudian menjelaskan alasan mengapa mereka datang ke tempat itu.

“Oh…baiklah,silahkan masuk”,kemudian perempuan itu mempersilahkan Hiroki untuk masuk ke ruang Kesekretariatan Organisasi,diikuti Etsuko yang berjalan membuntuti Hiroki.

“KAMU TUNGGU DI LUAR SAJA!”,sayangnya baru sampai di ambang pintu,Etsuko langsung dicegah untuk masuk oleh perempuan itu.

Di dalam ruangan,Hiroki mengajukan permintaan untuk tampil dalam acara pengenalan klub atau organisasi,dia berharap agar rencana ini bisa berjalan lancar,namun kenyataannya tidak semudah yang diharapkan Hiroki maupun Etsuko.

“Lho…tapi klub kalian kan belum diresmikan”,ucap perempuan itu.

“Engg~iya memang begitu,tapi mungkin klub kita akan diresmikan beberapa hari setelah acara ini”,Hiroki kemudian berusaha mencari alasan agar rencananya berhasil.

“Tapi yang boleh ikut acara ini hanya klub yang sudah resmi saja…”,perempuan itu,maksudnya panitia acara itu tetap menolak alasan Hiroki.

“Ah,bagaimana ya…oh,bagaimana kalau kita ditampilkan saat sesi akhir saja,atau anggap saja kita ini bintang tamu…”,Hiroki kembali mencari alasan lain.

“Maaf,tapi ini bukan acara pentas seni…acara kali ini hanya organisasi resmi saja yang boleh performance,bukan untuk umum” ,perempuan itu kembali menjelaskan alasan mengapa mereka tidak bisa mengikuti acara itu.

“Baiklah kalau begitu….”,Hiroki memasang ekspresi kecewa,dan melangkah menuju pintu untuk keluar dari ruang Kesekretariatan Organisasi.

Hiroki kemudian keluar dari ruangan itu,kemudian langsung dihampiri oleh Etsuko yang dari tadi sudah menjamur karena disuruh menunggu diluar.

“Bagaimana ?”,tanya Etsuko dengan semangat.

Suman~mungkin lain waktu kita bisa menjalankan rencanamu…”,Hiroki mendengus sambil menepuk bahu sahabatnya.

“Ok,Daijobu…sekarang enaknya kita ngapain?”,Etsuko yang tak memasang tampang kecewa sedikitpun kemudian bertanya pada Hiroki.

“Hmm…kita balik ke tempat biasa aja,dah…aku sedang ingin memainkan gitar di saat seperti ini…mumpung belum jam masuk juga”,Hiroki kemudian melangkah menuju tempat biasa mereka latihan.

“Haha,Oke…aku ingin menghabiskan waktu sejenak,sebelum dosen killer itu masuk ke kelas”,Etsuko mengikuti langkah Hiroki sembari mencibir salah satu dosennya.

Hush~kalau dia tahu bisa-bisa kau mati digantung atau dihajar buku-buku tebal miliknya…”,Hiroki menimpali pembicaraan Etsuko soal dosen itu.

“Hahaha~maji de ?”,Etsuko terkekeh.

Nanchatte…”,Hiroki memasang wajah troll lagi sembari mengatakan itu…

“Eh,ngomong-ngomong aku baru tahu akan sesuatu…”,tiba-tiba Etsuko hendak mengubah topik pembicaraan dengan nada serius.

“Tahu apa kamu ?”,Hiroki mendadak penasaran.

“Ternyata…dada perempuan itu lembut,ya…”,ucap Etsuko polos.

“…Menjijikkan,dasar idiot,aku kira kau mau bicara hal yang serius begitu !”,seketika Hiroki langsung menjitak kepala Etsuko dan meninggalkannya duluan menuju tempat latihan biasa.

“Hoi tunggu,Hiroki !~”,Etsuko mengejar Hiroki yang sudah jauh di depannya.

---

Di dalam tempat latihan,Etsuko dan Hiroki mulai memikirkan sesuatu,mereka memikirkan lagu apa yang saat ini ingin mereka mainkan untuk sekedar mengisi waktu,ada saja cekcok antara mereka berdua ketika memilih lagu.

“Eh,kalau lagunya band Blue Apple yang judulnya ‘Saved’ bagaimana ?”,Hiroki memulai memberi masukan.

“Itu…aku belum terlalu hafal lagunya…bagaimana kalau ‘Outstanding’-nya The Running Chicken saja?”,Etsuko ikut-ikutan memberi masukan lagu.

“Sialan kau,itu kan chord-nya terkenal susah…”,Hiroki mengumpat karena lagu yang dipilih Etsuko memang cukup sulit untuk dimainkan.

“Ya sekali-sekali latihan yang chord-nya nggak familiar…”,ucap Etsuko sambil menepuk punggung Hiroki.

“Hhhh~kelamaan ah kita mikirin lagu,sudah ikuti aku saja,kita main ‘Akai Katakake’-nya Ordertaker saja”,akhirnya Hiroki memutuskan untuk memainkan lagu itu untuk mengisi waktu,dan Etsuko pun setuju-setuju saja kali ini untuk mempersingkat waktu.

“Satu. Dua.”,Etsuko memberi aba-aba sebelum menyanyikan lagu.

“When the wind blow your red shawl”
“It seems like when my feel is falling down”
“You dare me to catch you”
“But you are so impossible to reach”

Suara lagu yang mereka mainkan sedikit terdengar dari luar ruangan,namun mereka berdua sepertinya masa bodoh dengan hal itu.

Hingga ada seseorang yang mendengar permainan lagu mereka,dia berjalan menuju ruangan dimana ada Etsuko dan Hiroki yang sedang serius bermain musik,tak lama kemudian orang itu mengetok pintu ruangan.

“Tok-tok~”,terdengar suara ketukan pintu dari luar,otomatis yang didalam ruangan langsung menghentikan aktivitas mereka.

“Masuk saja,tidak usah malu-malu…”,Hiroki kemudian mengeraskan suaranya saat berbicara agar yang diluar segera masuk.

“Krieet~”,seketika pintu itu dibuka oleh seseorang tadi.

Sumimasen…”,ucap seseorang itu saat dia berada di ambang pintu.

“Eh~!”,Etsuko tersenyum.

Welcome to our band!~”,Hiroki memberikan salam pertemuan pada seseorang itu.

Akhirnya mereka memberikan salam pertemuan untuk yang pertama kalinya,tapi kira-kira siapakah seseorang yang akan menjadi anggota pertama band bentukan Etsuko dan Hiroki itu?


-TO BE CONTINUED-
 


*)Glossary :

-Okaasan                : Ibu
-Arigatou                : Terima kasih
-Kakkoi                  : Keren
-Gomen                  : Maaf
-Baibai                    : Bye-bye (Dadah)
-Baka                      : Bodoh / Idiot
-Suman                   :Maaf / Sorry
-Sumimasen            : Maaf / Permisi
-Daijobu                  : Tidak apa-apa
-Maji de ?                : Serius ?
-Nanchatte               : Hanya bercanda (just kidding)
-Akai                       : Merah
-Katakake                : Syal / Selendang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar